Acara Madek Mare Di Pantai Kute Mandalika Membuat Wisatawan Terpukau
Labuianews.com. Ada pemandangan menarik tersaji disepanjang pesisir pantai Kute Mandalika pada minggu, ( 03/09/23 ). Seribuan warga Desa Rambitan Kecamatan Pujut Lombok tengah melakukan kegiatan tradisi budaya Madak ( Madek Mare ) selama 3 hari 3 malam. Memasang tenda-tenda penginapan berjejer menghadap laut yang sukses buat wisatawan baik domestik dan internasional terpukau.
Kepala Desa Rambitan Lalu Minaksa menyampaikan Madak merupakan aktifitas tradisonal masyarakat yang agraris untuk melepas lelah usai musim tanam saat penghujan.
Ada 3 jenis kegiatan rangkaian Madak yaitu Nandak atau tembang segare, Belancaran dan Manjung.
Tujuan utama gelaran Madak agar dapat dilestarikan dan dilanjutkan oleh generasi selain itu guna perkenalkan kahzanah budaya Rambitan ke khalayak.
" Supaya anak-anak kita tahu maksud Madak, bukan sekedar jadi senda gurau atau kesenangan saja," ujarnya.
Dijelaskan, Nandak atau tembang segare miliki folosofi tinggi terhadap peradaban kehidupan masyarakat Desa Rambitan. Khususnya mengatur etika dan bertingkah laku dalan merayu perempuan. Menempatkan perempuan sebagai makhluk yang harus dihormati atau dimuliakan. Sehingga tidak boleh senonoh ungkapkan cinta tapi melalui buak tandak atau secara simbolik dengan membawa hadiah dan berpantun. Lalu sebagai timbal balik direspon oleh perempuan dengan memberikan jambek menjadi jawaban diterimanya rayuan laki-laki.
" Proses rayu merayu nandak dan bejambek terus berlanjut dengan belancaran ke tengah laut pakai sampan dan kemudian nanjung, saat itulah keputusan akhir perempuan didengar untuk memilih pria mana yang paling cocok mendampingi dari sekian banyak pacar," lengkapnya.
Diharapkan, Pemda dalam hal ini Dinas Pariwisata mendukung penuh. Sebagai upaya bersama mendongkrak daya tarik wisatawan melalui atraksi budaya.
Karena menurut Minakse patiwisata identik dengan 2 hal yaitu Bahari dan Budaya. Patut dibanggakan keduanya sudah dimiliki Lombok tengah. Sehingga diyakini Pariwisata di KEK khususnya akan cepat tenar jika digaungkan melalui atraksi.
" Bule butuh tontonan, tidak datang lalu pergi hanya tonton Noto GP misalnya, dari itu kami siap merutinkan atraksi-atraksi budaya untuk menghibur para tamu," terangnya.
Ditanya kondusifitas mengenai lokasi kegiatan yang berada dititik KEK. Kades mengungkapkan tidak jadi soal. Sebab, Dari tanjung senek sampai benjor sebenarnya adalah tanah wilayah adat Desa Rambitan. Namun Kades bersikap Legowo dikelola Pemerintah melaluo ITDC asal kegiatan tradisi budaya tetap terlaksana setiap tahun berjalan beriringan dengan program pariwisata yang digaungkan Pemerintah pusat.
Lalu Wirakse anggota DPRD Loteng fraksi Nasdem sangat mendorong terobosan Kades Rambitan. Banyak hal yang dapat dilakukan saat Madak. Bagi yang patah giginya bisa lakukan bisiwok besange di batu pokak agar tumbuh lagi.
" Kita juga sambil mangan besedik, lepas penat lelah sampai berobat, mandi di air laut untuk hilangkan penyakit," tandasnya.
Tak hanya itu, ternyata Madak jadi serangkaian budaya yang tersambung dengan bau nyale dan lainnya. Dimana warga dilarang menikah sebelum bau nyale, jika tidak maka akan kena denda oleh pemangku.
Ia bertekad kedepan lebih meriah lagi dengan mobilisasi massa yang lebih besar. Siap mengawal dan pertahankan tradisi tersebut agar tetap lestari.
Poetika, salah seorang wisatawan asal Jakarta dari organisasi Earthwise Initiative yang kebetulan sedang lakukan penelitian kebencanaan berkesempatan saksikan Madak dengan seksama.
Ia mengaku sangat kagum dan heran, ternyata Lombok sangat kaya dengan aneka ragam tradisi budaya.
" Kami bergerak dibidang kebencanaan dan perubahan iklim. Salah satu poin penting saat kedaruratan bencana adalah bagaimana bisa mobilisasi masa yang besar untuk dievakuasi ke tempat aman, dan saya pikir kekompakan warga satu komando dari tradisi madak Desa rambitan sangat luar biasa, bisa ditiru dalam merespon bencana, salut deh buat Rambitan," sanjungnya. ( irs )