Akibat Kekeringan, Puluhan Hektar Lahan Pertanian Di Desa Labulia Terancam Gagal Panen
Labulianews.com. Puluhan hektar lahan pertanian atau tanaman padi warga desa Labulia Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah NTB dibeberapa wilayah P3A terancam gagal panen pada MT II ini Pasalnya diduga lahan pertanian tersebut belum mendapatkan suplai air irigasi dari Bendungan Batujai akibat adanya jadwal buka tutup air bendungan Batujai karena adanya pekerjaan proyek saluran irigasi yang sementara dikerjakan oleh PT. Dabakir dan PT. Mari Bangun Nusantara. Hal itu dikatakan oleh Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Batujai Hilir Mustain ke media ini (1/6/2023)
Menurut Ketua GP3A Batujai Hilir Mustain kekeringann lahan pertanian tersebut disebabkan karena sistem manajemen pengelolaan air di bendungan DI Batujai yang tidak baik, bukan karena debit air bendungan Batujai yang berkurang atau air bendungan yang tidak ada
Kekeringan dibeberapa lokasi lahan pertanian petani di MT ke 2 ini bukan karena kekeringan akibat musim kemarau, tetapi diduga karena sistem pengelolaan air bendungan Batujai yang tidak baik. Sementara stok air bendungan Batujai untuk kebutuhan para petani pada MT II ini cukup, ungkapnya.
Lanjut Mustain terjadinya kekeringan lahan pertanian itu juga disebabkan karena adanya pembongkaran bangunan saluran irigasi yang sementara dikerjakan dari disepanjang saluran BJ 7 - BJ 26/BS 6 sehingga menyebabkan adanya jadwal buka tutup pintu bendungan DI Batujai untuk pengerjaan proyek tersebut
Pantauan media dilapangan bahwa ketika jadwal pendistribusian air DI Batujai ke wilayah juru 4 (desa Labulia dan Desa Giri sasak) sering terganggu yang berakibat air menjadi kecil dan terlambat sampai tujuannya (juru 4)
Ada beberapa hal yang menyebabkan air irigasi menjadi kecil dan terganggu sampai ke juru 4 (desa Labulia dan Desa Giri Sasak) antara lain
1. Jarak tempuh yang cukup jauh
2. Tidak adanya petugas yang standby jaga di pintu juru masing masing saat jadwal air sehingga sering terjadi pencurian air melalui pintu bagi
3. Banyaknya pelompong liar
4. Banyak mesin pompa diesel
5. Banyaknya kiriman sampah dari hulu
6. Tidak tegas dan disiplinnya dari petugas irigasi itu sendiri
7. Tingginya sedimentasi saluran irigasi dan
8. Adanya pembongkaran saluran irigasi yang sementara dikerjakan oleh PT. Dabakir dan PT. Mari Bangun Nusantara
Kami berharap kepada Pengamat irigasi DI Batujai, Kabid PU Pengairan dan BWS NT I untuk sementara waktu guna menyelamatkan tanaman padi para petani tersebut dan untuk sementara waktu jangan ada jadwal buka tutup air bendungan Batujai dan biarkan saja mengalir seperti biasanya sebab ini untuk terakhir kalinya para petani akan membutuhkan air di MT 2 ini dan mereka selanjutnya bisa Panen raya, ujarnya
Kalau sudah semua kebutuhan air untuk petani tersebut terpenuhi ya ..silakan bendungan Batujai ditutup untuk pengerjaan proyek, nanti dibuka lagi pada saat musim MT I tahun 2024. Pintanya
Mari kita utamakan petani, kalau pengerjaan proyek irigasi tersebut habis masa kontrak kerjanya. Kan, Kontrak nya masih bisa diperpanjang lagi. Tetapi kalau tanaman padi para petani sudah seperti keadaan ini, petani sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, tinggal menunggu nasib. Kalau sudah seperti itu siapa yang akan bertanggungjawab, dan silakan Pemerintah berikan kami solusi,
Kalau sistem manajemen pengelolaan air Bendungan DI Batujai dikelola dengan baik dan benar saya kira tidak akan terjadi seperti ini, pungkasnya
Sementara itu, setelah viral dibeberapa WhatsApp Grup tentang hal tersebut, Pegawai Pertanian Provinsi NTB, Pegawai Pertanian Kab. Loteng, Kabid PU Irigasi dan beberapa juru pengairan DI Batujai langsung turun kelapangan pada Kamis 1/6/2023
Dalam dialog dengan ketua Kelompok tani, IP3A, GP3A Pekasih. Kabid PU Pengairan Loteng Munawardi berjanji akan membuka air bendungan Batujai sampai semua kebutuhan para petani terpenuhi dan diutamakan tanaman padi yang lagi sangat membutuhkan air, ujarnya
Sementara dari Dinas Pertanian Propinsi dan Kab, Loteng kaget dengan kondisi lapangan seperti ini sebab tidak pernah mendapatkan informasi dari PPL desa setempat
Menurut Safrada, Kami di Dinas belum menerima laporan, data atau hasil pemetaan daerah daerah yang rawan kekeringan pada MT 2 ini baik dari PPL atau petugas lainnya, ungkapnya.
Lanjutnya, apa yang menjadi temuan dilapangan ini akan kami sampikan ke pimpinan agar kedepannya tidak terjadi lagi dan ada solusinya
Sementara Ketua IP3A Batujai Jume mengusulkan agar di buatkan cekdam agar bisa digunakan untuk subak dusun Enjak, Batu tinggang dan Aik Paek dengan cara nantinya air dinaikkan dengan menggunakan mesin pompa air,
Kalau itu terwujud saya kira wilayah enjak, Batu tinggang sebelah timur dan wilayah Aik Paek Daye sebelah barat aman dari kekeringan, tutupnya. (*)