GJI NTB Beri Pelatihan Jurnalistik Investigasi Kepada Front Mahasiswa Lombok Barat.
Labulianews.com. Lombok Barat, Pengurus Gabungan Jurnalis Investigasi (GJI) NTB berkesempatan memberikan pelatihan jurnalistik kepada sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Lombok Barat (FM Lobar) di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Lombok Barat Gunungsari, Sabtu (25/02/2023). Acara Jurnalist School yang diinisiasi FM Lobar tersebut, diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas, baik di NTB maupun mahasiswa yang tengah mengenyam study di luar daerah.
Hadir dalam pelatihan tersebut, Pembina GJI NTB, Aminuddin, Sekretaris GJI NTB, Lalu Habib Fadli, Wakil Bendahara Wahyudiansah Pratama, dan anggota Syafrin Salam.
Dalam kesempatan tersebut, GJI NTB memberikan materi secara umum tentang dunia jurnalistik serta Investigasi. Pembina GJI NTB, Aminuddin SH mengatakan, jurnalis investigasi dalam pelaksanaan tugas tidak seperti wartawan pada umumnya, Seperti wartawan Ekonomi, sosial politik, hukrim. Papar babe Amin.
"Investigasi itu membutuhkan Waktu Karena membutuhkan penelitian, pengumpulan data dan analisis lapangan, mencari fakta fakta lapangan, nara sumber yang kredibel. Beritanya nggak mesti harus hari itu juga dipublish. Bisa besok atau lusa bahkan satu minggu. Datanya harus akurat dulu," ungkap pria yang akrab disapa Babe Amin yang owner Media postkorantb.com ini.
Tidak jarang kata Babe Amin, wartawan investigasi mendapatkan tekanan dan intimidasi dari beberapa oknum yang berkepentingan di dalamnya. Sehingga bagi siapa saja yang menggeluti profesi jurnalis, khususnya di bidang investigasi, dibutuhkan teknik sebagai investigator, harus mempunyai keberanian.
"Banyak lagi pengalaman kami dan anggota GJI NTB yang memang cukup mengancam keselamatan, terutama yang menjadi obyek investigasi mempunya jaringan luas dengan jajaran APH dan orang orang yang berpengaruh" imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris GJI NTB, Lalu Habib Fadli S.Pd mengimbau agar mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam FM Lobar agar lebih berhati-hati dalam bersosial media. Selain itu harus lebih cerdas dalam menangkal berita bohong (hoaks).
"Bedakan mana media massa dan mana media sosial. Jika website dan narasumbernya tidak kredibel, jangan mudah percaya atau mem-forward informasi tersebut. Bisa jadi kita kena delik aduan atau terancam UU ITE," serunya.
Di sisi lain, Bang Abi nama sapaannya mengajak adik-adik mahasiswa agar dapat menjadi agent untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat di wilayah masing-masing. Pasalnya, masyarakat sipil di pedesaan sangat cepat terprovokasi berita hoaks. Seperti halnya surat yang disebarkan Pemdes Badrain Kecamatan Narmada soal isu adanya penculikan Januari 2023 lalu.
"Intinya jangan mudah percaya. Cek dulu kebenarannya melalui website media-media kredibel. Tolong juga bantu kami untuk mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat di wilayah masing-masing," ajaknya (GJI)