Dikeluhkan Warga, Proyek Talud BPJN NTB Di Jalan Bypas Labulia Ambruk, Diduga Tanpa Kajian Tehnis Yang Baik.
Labulianews.com. Proyek pengerjaan talud yang terletak di pinggir jalan bypas Dusun Sulin Desa Labulia Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah yang dikerjakan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTB, dikeluhkan warga. Kini proyek itu menjadi perhatian publik terlebih para pengguna jalan Bypas yang melintas mengarah ke Kuta Mandalika. Pasalnya pasangan batu kosong dari talud yang sementara dikerjakan tersebut baru kena hujan atau dilewati air hujan sudah ambruk/roboh atau rusak berat.
Hasil penelusuran awak media bahwa Proyek tersebut dari Balai Jalan Nasional NTB dengan panjang sekitar 200 meter. Namun tidak jelas berapa jumlah volumenya, sumber anggarannya, siapa yang kerjakan, sebab papan proyeknya tidak ada.
Pantauan awak media pengerjaan talud tersebut diduga tanpa melalui kajian tehnis yang baik. Struktur tanah dan lokasi pasangan talud itu berada di kemiringan.
Pengerjaannya dan takaran campuran pasir dengan semennya diduga tidak sesuai takaran standar acuan pemerintah, tidak menggunakan molen saat pembuatan adonan campuran, tidak menggunakan takaran/ukuran, sehingga setiap campuran hasilnya berbeda beda kata salah seorang warga yang jualan di seputar lokasi proyek.
Proyek itu sementara dikerjakan, baru dilewati oleh air hujan saja pasangan batunya sudah roboh, belum kalau nanti dilewati oleh air hujan ditambah air buangan dari air irigasi Batujai maka akan lebih parah lagi kerusakannya, keluh warga lainya
Warga sekitarnya meminta agar pasangan batu pada pengerjaan talud tersebut dibongkar ulang dan dipasangkan baru lagi dengan struktur yang lebih kokoh dan bagus,
Menurut Ketua FMDL Labulia bahwa dari awal mulai pengerjaan penggalian saluran dan pemasangan batu kosong sudah melihat dan mendokumentasikan pekerjaan tersebut, dan ini bukti foto foto nya diperlihatkan ke awak media
Dari awal pengerjaanya ia memprediksi bahwa talud tersebut akan cepat roboh atau rusak begitu akan dilewati air deras dan besar sebab cara pasangan batunya tegak lurus keatas, lebar pondasi bawah/dasar sama lebarnya ke atasnya. Menurutnya pasangan pondasi didasar bagian bawah seharusnya lebih lebar, ditanam/digali dan pasangan batu kosongnya dengan cara kemiringan bukan tegak lurus keatas sehingga lebar saluran bagian atas menjadi lebih lebar dari bagian bawahnya.
Seharusnya di lokasi itu menggunakan U Ditch Beton bukan menggunakan batu pasangan sebab struktur tanahnya dilokasi itu miring dan akan dilalui air yang deras, ujarnya.
Sementara itu dari Pihak Balai Jalan Nasional Deny Purwa Indarsa yang dikonfirmasi labulianews.com melalui aplikasi WhatsApp dengan singkat menjawab sementara masih proses pengerjaan.
Ditunggu saja sampai jadi Pak. Mohon waktu. Ini juga sedang dalam proses pengerjaan, tks
On progress perbaikan dan penyelesaian Pak. Ditunggu saja, saya tetap monitor, jawabnya. (Red)