Bawaslu Lobar: Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bersama LSM dan Media
Labulianews.com. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kab. Lombok Barat menggelar sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bersama LSM, Aktivis dan Media di Hotel Jayakarta, pada tanggal 4-5 Oktober 2022
Acara sosialisasi ini dibuka langsung oleh ketua Bawaslu Kabupaten Lombok Barat Abrar. M.Pd.
Abrar M.Pd mengatakan penting untuk kita semua pihak untuk berperan aktif dalam mensukseskan Pemilu. dan perlu kita ketahui bersama bahwa saat ini tahapan pemilu sedang berlangsung. Tahapan pemilu 2024 sudah dimulai pada Juni 2022.
Saat ini sedang berlangsung tahapan pendaftaran verifikasi calon peserta Pemilu yang dilakukan melalui Sistem Informasi Politik (SIPOL) oleh KPU, ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini Semoga semua yang hadir sebagai peserta ini bisa bekerja sama dalam mengawasi atau mengawal Pemilu 2024. Ikut serta mengawasi semua tahapan pemilu. Ini bukan hanya yang ada di ruangan ini saja, akan tetapi kita semua punya peran penting dalam mengawal demokrasi.
Ia berharap acara ini berjalan lancar dan memberikan masukan yang konstruktif agar pelaksanaan Pemilu mendatang berjalan baik.
Divisi Pencegahan dan Hubungan Masyarakat Basriadi mengatakan tujuan digelarnya kegiatan ini guna untuk mengajak masyarakat ikut serta berpartisipasi dalam pengawasan pemilu 2024 mendatang.
"Tujuan digelarnya kegiatan sosialisasi ini adalah untuk mengajak masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengawasan pemilu 2024 mendatang mengingat keterbatasan anggota Bawaslu" ujarnya.
"Kita berharap masyarakat NTB, khususnya Lombok Barat bisa ikut serta dalam pengawasan pemilu 2024 mendatang, agar pesta demokrasi bisa berjalan dengan adil tanpa adanya money politik," pintanya.
Sementara itu, terkait Panwascam di setiap kecamatan, Basriadi mengatakan bahwa anggotanya hanya berjumlah 3 orang. Jadi pengawasan dilapangan saat pemilu tidak maksimal, karena itu, pihaknya meminta masyarakat ikut andil menjadi pengawas partisipatif nantinya.
"Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemilu bisa merusak demokrasi, jadi kita harus bisa memilih pemimpin nantinya bukan karena uang. Namun pilihlah pemimpin menggunakan hati nurani," ujarnya, tutupnya