Gubernur NTB : Industrialisasi Itu Keniscayaan
Labulianews.com. Industrialisasi sebagai program pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat bukan milik pemimpin namun keniscayaan dengan era ekonomi global saat ini.
Hal itu dikatakan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah, SE, MSc dihadapan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah masyarakat Lombok Utara di kantor Bupati Lombok Utara, Tanjung, Kamis (25/08).
"Industrialisasi ini harus menjadi pilihan menghadapi ekonomi global saat ini bukan karena program Gubernur atau pemerintah", tegas Gubernur.
Dikatakannya, era industrialisasi terbukti mengembangkan produksi dan menaikkan ekonomi masyarakat. Bahan mentah yang ada akan bernilai ekonomis lebih jika pola industri sederhana seperti pengemasan untuk daya tahan produk mulai dilakukan. Namun begitu meski tak seperti dibayangkan dengan pabrik besar, langkah kecil itu membutuhkan kerja keras dan perjuangan.
"Industrialisasi membutuhkan biaya belajar. Setiap produk yang punya pasar pasti akan dibuat tapi industri yang dipilih harus tepat agar bisa menaikkan ekonomi dan investasinya ada di teknologi mesin", jelas Gubernur.
Sementara itu, Bupati Lombok Utara, Johan Samsu mengatakan potensi industri di Lombok Utara sangat banyak. Beberapa komoditas seperti kopi, vanila dan kelapa berpeluang industri.
"Roadshow industrialisasi ini mengangkat semangat pelaku UMKM di Lombok Utara", ujar Johan.
Johan mengatakan, tga sumber komoditas KLU seperti pertanian dengan lahan yang luas memungkinkan industri pengolahan gabah. Begitupula dengan komoditas kelapa untuk CPO yang melimpah, pabriknya akan segera berdiri di Pemenang.
Peluang untuk UMKM, lanjut Johan juga sangat besar mengingat KLU juga memiliki potensi pariwisata besar dengan hotel dan akomodasi lainnya yang membutuhkan produk lokal.
Kepala Dinas Perindustrian, Nuryanti mengatakan ekosistem industrialisasi telah mulai dibangun di KLU mulai dari bahan baku, regulasi sampai mendorong dibuatnya Rencana Pembangunan Industri Kabupaten.
"Diharapkan nantinya setiap kabupaten memiliki karakteristik industrialisasi sendiri", ujar Yanti. (jm/opeick)