Mursidin SH: Limbah TPA Kebon Kongo Meresahkan Warga, DLHK Provinsi NTB Dituding Tutup Mata.
Lombok Barat (NTB) Labulianews.com, Permasalahan sampah khususnya di Provinsi NTB antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, kurangnya tempat pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang biak dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi, pencemaran lingkungan, tanah, air, udara, serta menjadi sumber dan tempat hidup kuman penyakit.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau landfill di Kebon Kongo Desa Taman Ayu Kec. Gerung Kab. Lombok Barat adalah salah satu tempat untuk membuang sampah dan bahan limbah lainnya. Tempat itu tadinya dirancang untuk meminimalkan dampak sampah terhadap kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Namun kini faktanya lain sebab dampaknya sudah mulai meresahkan warga masyarakat disekitarnya. Hal itu dikatakan Mursidin SH salah seorang Tokoh pemuda desa Taman Ayu dalam rilis Persnya ke labulianews.com (6-7-2022)
Faktanya tumpukan sampah di TPA Kebon Kongo sudah mulai mencemari lingkungan hidup, menimbulkan polusi udara yang membuat warga di sekitarnya sudah mulai resah, ujarnya
"Air limbahnya berwarna hitam berbau busuk menyengat, meluber ke atas jalan dan mengalir ke aliran sungai Babak" ungkap Mursidin
Itu akibat dari kurangnya sistem pengendapan dan penyerapan air limbah yang di buat oleh pengelola TPA, Sehingga air limbah sampai meluber ke jalan dan terbuang ke sungai babak, ujarnya
Lanjutnya, dulu air sungai Babak yang ada di Dusun Bongor sangat jernih airnya. Sekarang sudah mulai tercemar akibat air limbah TPA Kebon Kongo, akibat dari kurangnya perhatian dari Pemerintah Provinsi NTB ataupun Pemerintah Kab. Lombok Barat.
Atas pertimbangan demi kesehatan, kelestarian linkungan dan pencemaran lingkungan itu maka warga masyarakat Bongor dengan tegas menolak perluasan areal TPA Kebon Kongo ke wilayah dusun Bongor. Selain itu tidak ada juga, dampak positifnya bagi warga masyarakat sekitarnya. Kecuali warga hanya mendapatkan polusi udara dan bau busuk dan kuman penyakit,
Apapun akan kami lakukan untuk mempertahankan agar wilayah Bogor tidak dijadikan perluasan TPA Kebon Kongo, demi masa depan anak cucu kami yang menginginkan generasi yang hidup sehat, cerdas dan bermartabat,
Bila perlu kami akan berusaha ke Jakarta untuk menemui DPR RI atau Menteri Lingkungan Hidup untuk menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi warga kami, tegas Mursidin SH Ketua GPAN Lobar.
Direktur Eksekutif Walhi NTB Amri Nuryadin yang diminta tanggapannya terkait hal tersebut mengatakan besok tim langsung akan turun observasi dan investigasi ke TPA Kebun Kongo, janjinya.
Kabid PSL DLHK Prov. NTB Bapak Firman yang dikonformasi labulianews.com melalui WhatsApp nya (5-6-2022) menjelaskan bahwa terhadap kondisi tersebut, kepada Tim dari TPAR sudah diminta untuk melakukan pemeriksaan kondisi saluran lindi tersebut dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menghindari terjadinya hal serupa terjadi lagi. Termasuk memastikan agar lindi tersebut tidak meluber lagi, jawabnya singkat.
Sementara itu Kadis DLHK Provinsi NTB Madani Makorom yang dikonfirmasi labulianews.com terkait hal itu, hingga berita ini dimuat belum memberikan penjelasannya. (Red)