Diduga Perusahaan Tidak Tepati Harga TBS, Ratusan Petani Kelapa Sawit Unjukrasa.
Pasangkayu (Sulbar) Labulianews.com Ratusan Petani Kelapa sawit yang berasal dari berbagai desa di Kab. Mamuju Tengah kembali melakukan unjukrasa Ke Perusahaan Kelapa sawit Di Sulawesi Barat Pasangkayu, Sulbar, Jumat 05/06/2022.
Unjukrasa itu sangat beralasan, karena ketidak jelasan tentang pelaksanaan keputusan pemerintah oleh Perusahaan Kelapa sawit tentang harga Tandan Buah Segar ( TBS )
Hingga saat ini perusahaan tidak menjalankan keputusan pemerintah terkait harga TBS dan hal itu sangat mengecewakan dan merugikan petani Kelapa Sawit, ujar korlap
Sebelumnya, Ratusan petani di Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), menggelar aksi Unjuk Rasa (Unras) di Kantor Bupati Mamuju Tengah, Kamis 02 Juni 2022.
Massa aksi mendatangi kantor Bupati Mateng untuk menyampaikan aspirasinya. Aksi dimulai dari tugu Benteng Tobadak, Kecamatan Tobadak terus menuju kedua kantor tersebut.
Adanya keputusan pemerintah propinsi Sulawesi Barat yang telah menetapkan harga TBS ( Tandan Buah Segar ) beberà pa hari lalu tidak serta merta langsung dilaksanakan oleh semua perusahaan kelapa sawit yang ada di Sulawesi Barat. Sehingga hal itu mengundang kembali kepada para petani kelapa sawit untuk melakukan unjuk rasa turun ke jalan.
Kali ini massa aksi kembali mendatangi 4 Perusahaan di antaranya Perusahaan Astra Agro Lestari , Perusahaan Wksm, Perusahaan Trinity, Perusahaan Global, semuanya di Mamuju Tengah, kata korlap
Bahwa kedatangan para petani itu untuk mempertanyakan kepada pihak perusahaan terkait penetapan harga Tandang Buah Segar (TBS), yang telah ditetapkan pemerintah Provinsi Sulbar melalui dinas Perkebunan yang hingga kini belum dilaksanakan.
Massa aksi sempat diwarnai aksi saling dorong antara petani dan pihak perusahaan juga sekuriti di depan kantor PMKS. Hal itu dipicu oleh adanya salah satu dari pihak perusahaan yang memberikan penjelasan kepada massa aksi terkait ketidak tahuannya masalah harga sawit, sehingga membuat massa aksi tidak menerima alasan tersebut.
“Kami dari petani tidak menerima penjelasan dan tidak masuk akal kalau seorang karyawan perusahaan tidak mengetahui harga”, teriak massa aksi.
Unjuk rasa berakhir setelah pihak perusahaan melakukan mediasi dengan perwakilan petani yakni Koordinator lapangan (Korlap), didalam ruang kantor perusahaan.
Korlap Irfan mengatakan, adanya aksi saling dorong karena pada waktu kedatangan massa disambut oleh karyawan perusahaan yang tidak berkompetensi di bidang harga -TBS-
“Yang tadi itu bukan yang berkompeten soal harga sawit makanya kami suruh masuk saja,” jelas Irfan.
Menurut korlap belum ada kejelasan pasti tentang penyebab perusahaan tidak mengikuti harga -TBS-dari pemerintah karena alasan beberapa pertimbangan.
“Pihak perusahaan akan menyurat ke dinas perkebunan karena tidak bisa mengikuti harga-TBS,” Ungkapnya
la menjelaskan unras itu merupakan aksi damai jika ada hal lain itu bukan dari pantauannya
“Aksi ini damai jadi kalau ada yang bertindak lain itu bukan dari kami,” jelas Irfan ( H.Misran)