Kasus Puskesmas Kuta Berbuntut Panjang, Terancam di Polisikan oleh Beberapa LSM.
Dari kiri : Ketua Lidik NTB, Sahabudin, SE - Ketum Fakta RI, Muhanan, SH - Ketua Sasaka NTB, Lalu Ibnu Hajar.
Labulianews.com Lombok Tengah (NTB) Tiga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni LSM. Lidik NTB, Sasaka NTB dan Fakta RI NTB akan menempuh jalur hukum akan melaporkan dugaan Intimidasi dan Pengancaman terhadap Ketum Fakta RI, Muhanan, SH dan pengurus Fakta RI yang diduga dilakukan oleh puluhan oknum keluarga Bidan Puskesmas Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah pada saat mediasi antara suami pasien bersalin Mawardi alias Roby, warga Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah dengan Oknum Bidan di Puskesmas Kuta pada Rabu, (4/5/2022).
" Kami dari LSM Lidik NTB mengecam keras atas adanya dugaan intimidasi oleh keluarga oknum Bidan Puskesmas Kuta, dan besok Kamis, 4/5/2022 kami bersama Fakta RI, Sasaka NTB akan melaporkan Kepala Puskesmas Kuta, Oknum Bidan dan oknum keluarga Bidan yang diduga melakukan Intimidasi dan penyerangan ke Polres Lombok Tengah.
Laporkan kami itu tidak ada kaitannya dengan Roby (suami pasien bersalin) karena persoalan antara Bidan dengan Roby sudah selesai dan mereka sudah berdamai dan saling memaafkan," kecam Ketua LSM Lidik NTB, Sahabudin, SE, Rabu, (4/5/2022).
Pria yang akrab disapa Citung itu juga akan melaporkan puluhan keluarga oknum Bidan Puskesmas Kuta yang membawa senjata tajam (Sajam) saat mediasi antara suami pasien bersalin Roby dengan Bidan Puskesmas Kuta.
" Kami juga akan melaporkan dugaan pelanggaran UU Darurat, karena saat mediasi berlangsung keluarga Bidan diduga membawa Sajam," katanya
Selain akan melapor ke Polres Lombok Tengah, LSM Lidik NTB juga meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah untuk memberhentikan dua orang oknum Bidan Puskesmas Kuta dan mencopot Kepala Puskesmas Kuta dari Jabatan.
" Kami meminta kepada Kadis Dikes Lombok Tengah memecat dua orang oknum Bidan dan mencopot Kepala Puskesmas Kuta dari Jabatannya, karena tidak mampu menjadi penengah dan diduga melakukan pembiaran dugaan intimidasi dan penyerangan terhadap Ketum dan pengurus Fakta RI," tegas Citung
"Kepala Puskesmas (Kapus) harus bertanggung jawab karena diduga tidak bisa mengendalikan stafnya sendiri. Bahkan diduga melakukan pembiaran terjadinya dugaan penyerangan dan Intimidasi oleh keluarga stafnya sendiri," cetus Citung.
Pernyataan yang sama juga dikatakan oleh Ketua Sasaka NTB Lalu Ibnu Hajar yakni Selain akan melaporkan keluarga oknum Bidan, Oknum Bidan dan Kepala Puskesmas Kuta, juga akan melaporkan jajaran Polsek Kawasan Mandalika ke Propam Polres Lombok Tengah.
" Kami menyayangkan sikap Polsek Kawasan Mandalika yang tidak tanggap, padahal sudah di informasikan oleh pihak Puskesmas akan ada mediasi antara Bidan dengan Roby selaku suami pasien bersalin. Jika cepat tanggab maka tidak akan terjadi dugaan penyerangan dan intimidasi, terlebih lagi keluarga oknum Bidan diduga membawa Sajam saat mediasi. Kami juga akan melaporkan Kapolsek Kawasan Mandalika ke Propam," tegasnya
Sementara itu, Ketum Fakta RI, Muhanan, SH yang juga berprofesi sebagai Pengacara itu membenarkan peristiwa dugaan penyerangan dan Intimidasi yang diduga dialaminya yang dilakukan oleh puluhan keluarga oknum Bidan Puskesmas Kuta saat mediasi berlangsung di Puskesmas Kuta.
" Ya benar, mereka (keluarga oknum Bidan) mengintimidasi dan melakukan penyerangan, saya didorong, kaca mata saya dirampas lalu dibanting ke lantai sampai pecah, mereka juga membawa Sajam. Dan apa yang saya alami bersama kawan-kawan pengurus Fakta RI laporannya sudah saya susun dan besok Kamis akan saya laporkan ke Polres Lombok Tengah," ujarnya
Mediasi itu berawal dari pernyataan Roby, suami pasien bersalin disalah satu media online yang mengeluhkan pelayanan petugas Bidan saat istrinya tengah menjalani proses persalinan atau melahirkan di Puskesmas Kuta pada Senin malam, (2/5/2022).
Dan keluhan Roby itu pun telah dibantah oleh pihak Puskesmas Kute dan pelayanan proses persalinan di Puskesmas Kute dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku. Dan persoalan antara Roby dengan petugas Bidan Puskesmas itu telah berakhir damai dan suami pasien bersalin telah meminta maaf yang dibuktikan dengan surat pernyataan diatas materai Rp 10 ribu atas pernyataannya di media online tersebut kepada petugas Bidan Puskesmas Kute yang disaksikan langsung oleh Kapolsek Kawasan Mandalika, AKP I Made Dimas dan Kepala Puskesmas Kute, Zainal Abidin di Mapolsek Kawasan Mandalika. (dikutip dari www.suaralomboknews.com)
Sementara itu Kapus Kute Zainal Abidin yang di konfirmasi labulianews.com melalui WhatsApp (3/5) menjelaskan bahwa Gih...sedikit terjadi keributan di Puskesmas pak, karena keluarga bidan juga datang. Padahal saya sudah minta ke bidan tersebut agar jangan sampai melibatkan keluarga dulu agar kami bisa selesaikan secara kekeluargaan,
Gih pak, tanpa kami sadar ternyata saat ada insiden nike keluarga bidan diduga ada yang membawa senjata, tapi sepengetahuan saya tidak sampai di keluarkan.
Karena keadaan kurang kondusif, maka kami minta agar difasilitasi di Polsek Kawasan Mandalika, dan Alhamdulillah, di Polsek kami bisa menyampaikan uneg uneg. Dan harapan keluarga bidan juga bisa ditunaikan oleh keluarga pasien yaitu meminta maaf secara terbuka. Begitu juga kedua belah pihak termasuk saya sendiri selaku Kapus, menanda tangan berita acara kesepakatan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Dan semua pihak bersedia untuk tidak mengungkit ungkit lagi masalah tersebut, dan kami tanda tangani bersama.
Mudah mudahan ada jalan tengah yang bisa diupayakan semua pihak, saya pagi ini jam 9 kumpulkan semua pegawai. Mudah mudahan kami semua bisa belajar dan mengambil hikmah dibalik masalah ini.
Mudah mudahan Puskemas tidak ada keterkaitan dengan masalah hukum agar kami bisa fokus memperbaiki kinerja dan mengatur sistem piket, terutama untuk bidan dan perawat kami untuk malam hari dan mengantisipasi agar teman teman kami tidak lagi berstatemen yang mengarah ke pelanggaran UU ITE. (Red)