Stand UMKM RSI Mandalika Sepi Pembeli, Penjual Ngaku Rugi, Dimana Tanggungjawab Moral Pemerintah???
MANDALIKA (Lombok) Labulianews.com Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang difasilitasi menempati stand penjualan di Rumah Sakitnya Internasional (RSI) Mandalika oleh Dinas Koperasi dan UKM Lombok Tengah (Loteng) harus menelan kekecewaan.
Nasip mereka tak seperti para pelaku UMKM yang menempati stand yang di Bazar Mandalika maupun di dalam area Sirkuit. Kenapa tidak, apa yang mereka bayangkan dan khayalkan untuk mendapatkan cuan di ajang MotoGP Mandalika tahun ini, tak seperti kenyataan. Sebab, stand yang mereka tempati sepi dari pengunjung dan pembeli.
Dari informasi yang diperoleh Labulianews.com, rencananya RSI Mandalika akan dijadikan salah satu lokasi sweb para penonton MotoGP, sebelum menonton ke Sirkuit Mandalika. Itu dilakukan agar sweb tidak terpusat di satu tempat seperti pada pergelaran World Superbike (WSBK) akhir tahun lalu. Atas dasar itu, Pemda Loteng melalui Dinas Koperasi dan UKM menyediakan 10 stand UMKM di sana.
Hanya saja, rencana tersebut gagal. Kenapa tidak, tiga hari menjelang pergelaran MotoGP Mandalika, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian resmi menerbitkan Instruksi Mendagri Nomor 17 tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, Level 2, dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Luar Jawa-Bali.
Dalam Inmendagri itu juga tertera perubahan aturan mengenai pelaksanaan MotoGP Mandalika di Mandalika International Street Circuit. Dimana, seluruh pembalap, crew, official, hingga penonton yang telah mendapatkan vaksin 2 kali, tidak diwajibkan menunjukan hasil RT-PCR atau Rapid Test Antigen.
"Ya, kami paham RSI Mandalika ini tidak jadi ditempati sebagai tempat sweb setelah ada Inmendagri itu. Tapi kenapa Dinas Koperasi dan UKM Lombok Tengah tidak koordinasi dengan kami, biar kami tidak datang berjualan. Ini kan kelihatan sekali kita dipermainkan," kesal salah satu pelaku UMKM asal Kecamatan Pujut, Lalu Guntur kepada media, Jumat (18/3) kemarin.
Guntur mengaku sangat kecewa dengan kinerja Dinas Koperasi dan UKM Loteng seperti ini. Pasalnya, jika begini cara melayani masyarakat, bukan namanya mau memfasilitasi orang untuk mencari rezeki, tapi malah mau buat orang merugi. Sehingga ia menilai, pihaknya seperti ditipu oleh Dinas Koperasi dan UKM Loteng.
"Apa kerjaannya pak Kadis Koperasi dan UKM Lombok Tengah itu, ini namanya Kadis tidak becus," geramnya.
Untuk diketahui tegasnya, dari 10 stand yang disediakan di RSI Mandalika ini, sekitar 3 stand diisi oleh pelaku UMKM dari Pujut, sisanya dari luar. Selain itu, pihaknya berjualan di sini karena tidak diakomodir di Bazar Mandalika maupun di dalam Sirkuit. Namun dengan cara seperti ini, pihaknya lebih baik tidak diakomodir sama sekali, dari pada merugi.
"Apa mereka yang di dinas itu tidak kasian ya sama pelaku-pelaku UMKM. Ada yang datang dari jauh dengan niat mau mencari rezeki, malah diperlakukan seperti ini. Memalukan sekali," kesalnya lagi.
Pelaku UMKM lainnya, Apriliana yang jauh-jauh datang dari Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Loteng juga tak kalah kecewa. Dagangnya juga sepi pembeli sejak MotoGP berlangsung.
"Sepi mas, hanya pegawai rumah sakit aja yang beli," ucapnya pada Sabtu (19/3) pagi.
Bahkan pada hari pertama MotoGP, dia hanya mendapatkan 50 ribu dari pagi sampai sore. Dengan jualan produk seperti kopi, jamu, dan baju.
"Kalau dagang dari pagi sampai sore mas," singkatnya.
Pelaku UMKM lainnya, Heny asal Kota Praya juga mengungkapkan hal yang sama, yakni sepi pembeli. Heny menuturkan, bahwa dirinya memilih lokasi tersebut dikarenakan beberapa waktu lalu ia dijanjikan dan diberitahukan oleh Dinas Koperasi dan UKM jika di tempat ini nantinya akan ramai. Karena di sini akan dijadikan salah satu tempat swab bagi para penonton MotoGP. Namun nyatanya sampai pelaksanaan MotoGP, ada aturan baru yang tidak mewajibkan adanya swab. Hal tersebut membuat stand yang ditempati sepi pengunjung. Hanya saja, dirinya kecewa kenapa Dinas Koperasi dan UKM Loteng tak memberi tahunya sedari awal. Biar dirinya dan kawan-kawan pelaku UMKM tidak datang berjualan.
"Saya kecewa, pemerintah hanya janji saja, coba bayangkan mas berapa ongkos kita dari Praya ke sini, saya bahkan ngutang untuk jualan ke sini," keluhnya.
Begitu juga dengan untung yang di raup pada hari pertama, hanya Rp. 2 ribu. Itu pun dibagikan dengan temannya.
"Ini tidak seperti yang dibayangkan. Sehingga kalau sampai besok kami tidak dipindahkan, maka kami akan demo di sirkuit," tegasnya.
Mengenai dengan produk yang di jualnya, ada nasi kotak dan jajanan kering. Bahkan nasi kotak tersebut tidak ada yang laku sama sekali. Mestinya, Pemda sedari awal ada koordinasi jika kondisi di sini demikian. Agar pedagang bisa bersikap dan tidak ditelantarkan seperti ini.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Loteng Ikhsan yang dihubungi melalui Via WhatsApp oleh media terkait keluhan pelaku UMKM RSI Mandalika mengaku, jika semua keputusan ini mengikuti tren perkembangan Covid-19 di Loteng. Katanya, dari awal sudah ditetapkan jika para seluruh pembalap, crew, official, hingga penonton tetap menggunakan swab antigen untuk bisa masuk ke dalam sirkuit. Atas dasar itulah, Pemda menyediakan stand di RSI Mandalika. Yang mana, akan digunakan sebagai salah satu tempat sweb.
“Sehingga, itu dasar Pemda Prov memfasilitasi tenda dagang bagi pelaku UMKM, tetapi H-2 setelah rapat paripurna evaluasi, diputuskan cukup dengan telah divaksin dua kali sudah bisa masuk (sirkuit, Red),” tandasnya. (Tar)