Ribuan Anggota Organda NTB Ancam Aksi: Kementrian Perhubungan RI " Jangan Buat Kami Jadi Kambing Congok Di Daerah Sendiri"
Mataram (NTB) Labulianews.com. Ketua Organda NTB, Junaidi Kasum (JK), angkat bicara soal undangan rapat yang disampaikan Kementerian Perhubungan RI melalui aplikasi zoom meeting 1 Maret 2022 terkait persiapan operasional angkutan bus antarmoda menjelang MotoGP 18--20 Maret 2022. Dimana di dalam undangan itu, tercatat, ada dua perusahaan yang akan memaparkan kesiapan penyediaan dan pengiriman bus untuk operasional angkutan bus antarmoda dan angkutan umum lainnya. Hal itu dikatannya dalam jumpa pers di Kantor Pos Kota (28-2-2022)
Lanjut, Dimana kedua perusahan itu diduga sebagai pemenang tender untuk angkutan bus shuttle dan bus antarmoda pada MotoGP 2022 untuk trayek di Lima Zona. Yaitu PT. Sima Megantara Surya dan PT. Lumbung Kreasi Bersama. Kata JK
"Padahal Sampai saat ini, kami belum dapat informasi tentang pemenang tendernya. Bahkan mengkomunikasikan kekuatan tranportasi lokal dengan Organda NTB belum ada. Kok ucuk-ucuk ada dua perusahaan asal Jakarta," Sindir JK, Senin (28/02/2022).
Menurut informasi yang diperoleh, kata JK, perusahaan lokal dikabarkan akan mendapatkan jatah sebanyak 75 unit dari 278 unit. Yang terdiri dari 27 bus besar berisi 45 sit seharga Rp. 4 juta, bus berukuran medium dengan 30 sit Rp. 3 juta dan HIS dengan kapasitas 12 sit Rp. 2 juta.
Jika harga dari masing-masing kapasitas shuttle bus tersebut diberikan kepada pengusaha lokal, JK memastikan, Organda NTB menolak harga tersebut. Pasalnya, masih besar jumlah anggarannya, yang sesuai tender yang diperkirakan totalnya jauh lebih tinggi dari harga lokal. Jelasnya.
"Mereka harus transparan dan membuka lebar-lebar, berapa sebenarnya harga tendernya. Apalagi dengan event MotoGP ini. tidak mungkin hanya harga segitu. Pasti dengan standar harga nasional. Kalau kami dikasih dengan harga lokal maka kami akan gelar aksi besar-besaran menolak kedatangan dua perusahaan itu. Kami pun sudah berkoordinasi dengan seluruh temen DPC se NTB terkait persoalan ini dan Kami tidak bisa pastikan aman. ancam JK.
Organda NTB akan menolak PT. Sima Mengantar Surya dan PT. Lumbung Kreasi Bersama selaku pemenang tender angkutan Bus shuttle dan bus antarmoda pada MotoGP. Kalau tidak mau terbuka ke Organda NTB terkait besarnya anggarannya.
Sampai hari Kamis ini (3-3) kedua perusahaan tersebut tidak mau komonikasi dan terbuka dengan Organda NTB terkait besarnya anggarannya. Maka hari Senin (7-3) kami akan turun aksi besar besaran bersama 1000 lebih Anggota Organda SE NTB beserta kendaraannya. Tegas JK
"Jangan buat kami sebagai penonton di daerah kamil sendiri!!!
Kami tidak mau kalau harga Jakarta, lalu kami di daerah akan diberikan dengan harga lokal." Tegasnya
Seharusnya Kementrian Perhubungan RI harus libatkan Organda NTB dalam tender itu. Jangan buat kami sebagai sebagai kuli dan penonton di kampung halaman kami sendiri. Ujar JK
Padahal, saat rapat yang digelar belum lama ini, lanjut JK, Marsekal Hadi selaku ketua panitia penyelenggara, sangat mengharapkan agar para pengusaha yang bergerak di sektor moda transportasi, bisa mendapatkan manfaat, dari adanya event MotoGP ini.
"Kami mendesak, kedua perusahaan itu harus terbuka. Kalau memang harganya Rp. 10 juta sampai Rp. 15 juta per unit, silahkan sampaikan kepada kami. Jangan sampai keuntungan dari harga tendernya tinggi untuk transportasi yang didatangkan dari Jakarta, tetapi yang dilempar ke kami hanya harga lokal. Jangan jadikan kami kambing congok di daerah kami sendiri," tegasnya.
"Kami menekankan kepada Kemenhub RI dan dua perusahaan ini segera menemui kami dan terbuka soal berapa harga tender yang dimenangkannya. Biarkan kami pengusaha lokal yang mencari kebutuhan bus dari luar. Bukan mereka (dua perusahaan, red) yang mendatangkan bus sendiri dari Jakarta ke NTB," sambungnya.
Di sisi lain, JK menyinggung soal kesiapan pemetaan moda transportasi khusus yang diminta pemerintah di setiap titik pintu masuk NTB, menjelang Event. JK pun menyebut, penonton yang datang melalui pintu masuk darat, kebanyakan akan menggunakan kendaraan pribadi.
"Lalu teman yang sudah stand by mau dapat penumpang dari mana?. Sedangkan dua unit kapal besar dengan kapasitas 2 ribu orang, sampai sekarang gak ada penumpangnya. Nah, ini yang menjadi dilema bagi kami," timpal JK.
Sebaliknya, Organda NTB juga mendesak agar pihak ITDC menyampaikan terkait jumlah tiket yang sudah terjual dan meng updatenya secara terbuka. Sehingga jelas, berapa jumlah penonton yang akan datang. Baik melalui moda transportasi udara, laut, darat dan kapal cepat.
Sehingga estimasi jumlah penonton tidak meleset dan merugikan pelaku usaha moda transportasi lokal. "Event MotoGP Ini pertarungan 'merah putih'. Jadi semua stakeholder harus terlibat, dan seluruh elemen usaha khususnya Organda NTB. .(red)