Di Datangi Sejumlah Wartawan, Pihak PT Panen Berkat Sejahtera Bersama Tolak Bertemu Wartawan.
Lombok Timur (NTB) Labulianews.com Pembangunan tambak oleh PT Panen Berkat Sejahtera Bersama di dusun Sandubaya Timur Desa Labuhan Lombok, Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur NTB, menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat sekitar yang tinggal di areal dekat dengan lokasi tambak Rabu, 23 Februari 2022 kemaren.
Masyarakat sekitarnya sangat tidak setuju dan menolak keberadaan tambak yang sering menimbulkan gejolak sosial di tengah masyarakat, terutama dampak pencemaran lingkungan dan polusi udara yang menimbulkan bau tidak sedap. Hal ini membuat masyarakat geram.
Berdasarkan laporan masyarakat, sejumlah media mendatangi lokasi tambak di Labuhan Lombok untuk meminta klarifikasi terkait keberadaan tambak di wilayah tersebut. Namun pihak PT Panen Berkat Sejahtera bersama dengan arogansinya menolak keberadaan media di lokasi yang akan melakukan peliputan. (24/02/2022)
Sejumlah media datang ke lokasi untuk meminta klarifikasi dan meluruskan informasi dari masyarakat sekitar yang diduga merasa di zholimi oleh pihak perusahaan, karena selama ini belum pernah melakukan sosialisasi terkait keberadaan tambak di Desanya, baik dari pemerintah yang mengeluarkan ijin, maupun dari pihak perusahaan yang mengelola tambak tersebut.
Kedatangan sejumlah media ke lokasi tambak di temani langsung oleh Kepala Kewilayahan dusun Sandubaya Timur, Desa Labuhan Lombok Sopyan Andriadi dan sejumlah tokoh masyarakat demi menjaga keamanan akan terjadinya hal - hal yang tidak diinginkan.
Di lokasi tambak, sejumlah media bertemu dengan beberapa pekerja yang sedang istirahat di basecamp namun tidak berani memberikan keterangan. Pihak manajemen PT Panen Berkat Sejahtera telah memberikan tanggung jawab kepada Riky di lapangan untuk menangani segala macam bentuk keluhan warga namun Riky tidak mau bertemu dengan sejumlah wartawan yang datang ke lokasi.
Sempat di temui oleh Kepala Kewilayahan dusun Sandubaya Timur untuk meminta kepada Riky agar menemui dan memberikan keterangan kepada sejumlah media yang datang, namun dengan arogansinya dia mengatakan tidak mau menemui media.
"Bos pesan tidak boleh menemui media atau LSM yang datang ke lokasi," jelas Riky dari dalam ruangan di sampaikan kepada media yang nunggu di luar.
Ini menandakan tanda tanya besar, ada apa dengan pihak tambak tersebut sampai - sampai tidak mau ditemui dan memberikan keterangan terkait seputar keberadaan tambak di Desa Labuhan Lombok itu.
Kepala Kewilayahan dusun Sandubaya Timur Sopyan menerangkan bahwa, dengan keberadaan tambak di Desa Labuhan Lombok ini membuat masyarakat sangat resah bahkan bisa menimbulkan gejala penyakit dari limbah tambak tersebut nantinya.
"Saya selaku Kepala Kewilayahan dusun Sandubaya Timur mewakili warga menolak keras keberadaan tambak yang sangat dekat dengan pemukiman warga, dan kami warga sekitar belum pernah di datangi oleh pihak tambak untuk melakukan sosialisasi terkait dampak lingkungan yang nantinya membuat warga kami tercemar oleh polusi udara dari limbah tambak," ungkap Sopyan.
Dari radius yang sangat dekat dari tambak, tampak ada beberapa fasilitas umum sudah berdiri dan telah beroperasi sejak lama, yang pastinya akan terpapar polusi udara, beberapa fasilitas umum itu seperti Puskesmas Pelabuhan Lombok, Diving School dan sejumlah destinasi wisata yang ada di wilayah pelabuhan Kayangan. Bahkan letak pembangunan tambak tersebut sangat dekat dengan pemukiman warga terutama dengan BTN Pelabuhan Lombok hanya berjarak 70 Meter saja. Ini yang membuat masyarakat sekitar sangat menolak keberadaan tambak
Sementara itu ratusan warga Sandubaya Timur yang bermukim di BTN Labuhan Lombok tumpah ruah di jalan menuntut kepada pemerintah untuk menghentikan segala bentuk kegiatan PT Panen Berkat Sejahtera dan meminta meninjau ulang ijin yang telah dikeluarkan.
Warga BTN dan sekitarnya menolak keberadaan tambak yang bisa menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan mereka
Salah satu warga BTN Rodiah menjelaskan keberadaan tambak ini sangat tidak berpihak pada rakyat kecil, bahkan warga tidak berani mandi di laut karena airnya sudah tercemar oleh limbah tambak.
"Kami berkaca pada tambak yang sudah ada, jaraknya cukup jauh sekitar 1 kilometer dari pemukiman kami, namun bau menyengat sangat terasa di komplek kami tinggal. Bagaiman dengan tambak yang akan di bangun dekat dengan pemukiman warga nanti, yang jauh saja sudah baunya kami gak tahan apa lagi yang dekat," cetusnya.
Diharapakan kepada pemerintah setempat agar apa yang menjadi persoalan di masyarakat untuk segera di atensi, pemerintah dalam hal ini harus hadir dan berdiri bersama warga bukan membela kepentingan golongan tertentu atau korporasi. (Red)